You are using an outdated browser. Please upgrade your browser to improve your experience.
Artikel | 02 Oktober 2024 | Investasi
2.0%S&P 500 |
-2.5%TOPIX |
2.7%Nasdaq-100 |
17.5%HSI |
21.0%CSI 300 |
5.4%PSEI |
6.6%SET 50 |
4.1%STI |
-1.9%JCI |
Sumber: Bloomberg 30.09.2024, kinerja dalam mata uang lokal |
Monetary policy
The Fed AS menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps). Jumlah tersebut mengejutkan sebagian orang, tetapi ketua the Fed Jay Powell menepis kekhawatiran resesi, dengan mengatakan ekonomi AS berada dalam "posisi yang baik". Pasar merespons positif langkah the Fed, yang seharusnya memudahkan jalan menuju soft landing ekonomi. Proyeksi the Fed mengindikasikan pemangkasan 50 bps lagi tahun ini, dengan 100 bps lagi pada akhir tahun 2025. Di tempat lain, European Central Bank juga memangkas suku bunga, sementara di Tiongkok suku bunga jangka pendek dipangkas sebagai bagian dari paket stimulus yang lebih luas.
Technology
India telah menyalip Tiongkok dalam MSCI ACWI*. Indeks ekuitas ini melacak saham yang beredar bebas dari 85% perusahaan global, oleh karena itu dijuluki MSCI ACWI yang ‘investable’. Pergerakan India ke posisi ke-6, pada 2,33% dari indeks, telah didorong oleh penjualan saham dan meningkatnya likuiditas. Tak perlu dikatakan lagi, dengan bobotnya yang besar dalam saham teknologi berkapitalisasi raksasa, AS mendominasi indeks dengan sekitar dua pertiga pasar. Dalam langkah yang tidak terkait, pemerintah Tiongkok mengumumkan rencana untuk meningkatkan pasar sahamnya. Ini termasuk langkah-langkah untuk mendorong pembelian kembali saham, yang berpotensi menaikkan harga saham, yang selanjutnya mengurangi jumlah saham yang tersedia.
Emerging equity markets
Laju dan skala pemangkasan suku bunga The Fed menjadi perhatian utama para bankir sentral, saat mereka berkumpul untuk menghadiri pertemuan tahunan Jackson Hole. Ketua Jay Powell menyatakan bahwa 'waktunya telah tiba untuk menyesuaikan diri'. Sementara peluang taruhan pemangkasan sebesar 25 bps pada bulan September mencapai 100%, peluang pemangkasan sebesar 50 bps meningkat di atas 25%. Namun, The Fed masih sangat bergantung pada data. Setelah gejolak di awal Agustus, yang sebagian dipicu oleh kekhawatiran akan resesi AS, pasar akan sangat terfokus pada data pekerjaan AS di awal September.
Investasi bertanggungjawab
Norwegia kini memiliki lebih banyak kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) di jalan raya daripada mobil dengan internal combustion engines (ICE). EV saat ini menyumbang 92% dari penjualan kendaraan baru, dan negara tersebut akan melarang penjualan ICE sepenuhnya pada akhir tahun ini. Penjualan EV juga sedang marak di Tiongkok, menyalip penjualan ICE untuk pertama kalinya pada bulan Juli. Namun, di AS, pertumbuhan penjualan EV terhenti karena masalah keterjangkauan, kurangnya infrastruktur, dan peralihan jangka pendek ke hibrida. Sebaliknya, penjualan EV di Jerman turun hampir 70% pada bulan Agustus tahun ke tahun setelah pemerintah memangkas insentif keuangan, yang mengancam tenggat waktu UE untuk melarang penjualan ICE baru mulai tahun 2035.
*Morgan Stanley Capital International All Countries World Index