Lanjutkan ke konten utama Lanjutkan ke situs di bawah

You are using an outdated browser. Please upgrade your browser to improve your experience.

Jangan panik – tetap tenang di tengah ketidakstabilan emosi investor

setahun yang lalu
Mengelola emosi karena ketidakstabilan pasar

Adalah hal yang wajar jika investor sangat terpengaruh dengan kondisi pasar saat ini. Dengan peristiwa buruk yang datang bertubi-tubi, contohnya Perang di Ukraina, kenaikan suku bunga, dan lonjakan inflasi, lumrah jika euforia saat pasar tengah meroket berubah menjadi rasa takut dan putus asa. Beberapa investor pun bahkan mempertimbangkan untuk keluar dulu dari investasinya.

Namun, ketidakstabilan pasar bukanlah hal yang asing terjadi. Perlu diingat bahwa rencana investasi jangka panjang lebih penting daripada terus mengubah strategi berdasarkan pergerakan pasar jangka pendek. Jangan panik dan menganggap anjloknya pasar sebagai peluang untuk menjual. Pasalnya, bisa jadi ini adalah peluang emas untuk membeli. Ilustrasi berikut menampilkan perubahan emosi investor di berbagai titik risiko dan peluang finansial seiring pergerakan pasar.

  Investor emotion cycle

Sumber: Capital Group 2022: Don’t panic; Managing Market Driven Emotions.


Berfokus pada sasaran jangka panjang

‘Anchoring’ adalah situasi saat investor mengandalkan angka tertentu, seperti nilai investasi pada suatu periode atau puncak pasar saham, sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi mendatang. Alhasil, investor jadi merasa sangat pesimis dengan portofolionya karena mungkin pasar jauh menyimpang. Mereka pun dapat terburu-buru dalam mengambil keputusan yang tidak menguntungkan bagi mereka dalam jangka panjang.

Selalu fokus pada sasaran jangka panjang. Jangan mengambil keputusan berdasarkan situasi jangka pendek. Ingat, pasar saham mungkin anjlok dari titik puncaknya, tapi kondisinya bisa kembali membaik dengan stabil seiring berjalannya waktu.

Menghindari ketakutan di pasar

Berdasarkan riset, manusia cenderung lebih terpuruk saat mengalami kerugian dibanding merasa bahagia saat meraup cuan. Hal ini kerap menimbulkan perilaku yang disebut ‘keengganan kerugian’ dan dapat membuat investor mengambil keputusan yang kurang menguntungkan. Misalnya, bereaksi terhadap penurunan harga pasar dengan memindahkan portofolio ke investasi yang risikonya lebih rendah. Memang langkah ini dapat meredam kerugian untuk sementara, tapi dapat menghambat pertumbuhan.

 Volatility graphSumber: Capital Group, 2022

Investor harus tahu bahwa fluktuasi adalah bagian dari siklus pasar dan merupakan hal yang jamak terjadi. ‘Kerugian’ selama periode anjlok hanya akan terjadi jika mereka menjual aset investasinya. Meski sulit, investor sebaiknya sedikit berani saat melihat penurunan nilai investasinya dalam jangka pendek dan tetap berfokus pada target investasi jangka panjangnya.

 

Situs ini menggunakan cookie untuk memastikan pembaca memperoleh pengalaman yang terbaik di situs kami. Pelajari lebih lanjut.