
AXA IM Take Two - 28 Juli 2025
Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga; kesepakatan dagang AS-Jepang mendorong kinerja saham global.
Selamat pagi rekan-rekan AXA IM!
Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di 2,0%, mengantisipasi ketidakpastian makroekonomi dan risiko melambatnya pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, indeks saham global S&P 500, FTSE, dan Nikkei mencapai level tertinggi baru pekan lalu, didukung kesepakatan perdagangan Jepang-AS yang meningkatkan optimisme industri otomotif Jepang dan menekan tarif impor. Di Indonesia, IHSG menguat 3,17%, didukung sentimen global dan penurunan suku bunga Bank Indonesia. Pasar obligasi juga menunjukkan kinerja positif, dengan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun berada di 6,52%, sementara nilai tukar Rupiah sedikit melemah ke Rp16.360 per USD. Prospek penurunan suku bunga domestik dan global memberikan peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.
Saham
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan sebesar 3,17% pada pekan lalu dan ditutup di level 7.543,50, meneruskan tren positif dari pekan sebelumnya. Sementara itu, indeks LQ45 menguat sebesar 1,18% dalam periode yang sama. Kinerja IHSG didukung oleh sentimen global, dengan indeks saham utama seperti Nikkei, FTSE, dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi. Di sisi domestik, penurunan suku bunga di pekan sebelumnya turut memberi dorongan positif. Sama seperti pekan lalu, sektor Teknologi dan Infrastruktur tetap memiliki performa terbaik, diikuti oleh sektor Industrial dan Keuangan, sementara sektor Kesehatan, Energi, dan Transportasi mengalami tekanan. Saham berkapitalisasi besar menunjukkan performa yang beragam, di mana saham perbankan seperti BBCA, BMRI, dan BBNI cenderung melemah akibat arus investor asing yang masih negatif.
Obligasi
Pasar obligasi tetap menunjukkan kinerja yang solid, dengan imbal hasil obligasi pemerintah turun sebesar 3 basis poin menjadi 6,52% pada akhir pekan lalu. Kinerja positif ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, didukung oleh tren penurunan suku bunga BI, inflasi Indonesia yang terkendali di bawah 2 persen, serta meningkatnya likuiditas pasar akibat banyaknya obligasi pemerintah yang jatuh tempo. Di sisi lain, nilai tukar Rupiah sedikit melemah pada pekan lalu, berada di level Rp16.360 per USD, sebagai dampak dari penurunan suku bunga BI bulan sebelumnya. Potensi penguatan pasar obligasi masih terbuka ke depan, didukung oleh ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga global dan domestik, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Sumber: Bloomberg, AXA IM per 28 Juli 2025.

Apa yang perlu kamu ketahui?
Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di 2,0% untuk pertama kalinya dalam tahun ini, dengan menyatakan bahwa kondisi makroekonomi "tetap sangat tidak pasti". Bulan lalu, ECB melakukan pemotongan suku bunga ketujuh berturut-turut sejak September, namun kini menghentikan pelonggaran tersebut, dengan catatan bahwa inflasi saat ini berada di target 2% bank dan pertumbuhan PDB kuartal pertama lebih baik dari perkiraan, sebagian karena pelaku usaha menambah aktivitas secara dini menjelang tarif perdagangan. Presiden ECB, Christine Lagarde, memperingatkan bahwa "risiko terhadap pertumbuhan ekonomi tetap condong ke sisi penurunan".

Seputar dunia
Saham global menguat ke level tertinggi baru minggu lalu setelah Jepang dan AS menandatangani kesepakatan perdagangan. Jepang setuju untuk berinvestasi sebesar $550 miliar di AS, sementara produk Jepang akan dikenai tarif sebesar 15% dibandingkan sebelumnya 25%. Berita ini disambut baik oleh para investor, terutama untuk industri mobil Jepang yang menyumbang sekitar seperempat dari ekspor ke AS, membantu indeks Nikkei mencapai level tertinggi dalam tahun ini. Di sisi lain, indeks S&P 500, Nasdaq, dan FTSE 100 masing-masing juga mencapai rekor tertinggi baru.

Angka penting: $124,3 miliar
Artificial intelligence (AI) menarik modal investasi sebesar $124,3 miliar pada tahun 2024, menurut laporan Outlook Tren Teknologi 2025 dari McKinsey. McKinsey mengidentifikasi 13 tren teknologi yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama: revolusi AI; frontier komputasi dan konektivitas; serta rekayasa inovatif terkini. Dikatakan bahwa modal investasi meningkat di 10 dari 13 tren tersebut tahun lalu dan bahwa perkembangan teknologi ini memiliki potensi untuk "mengubah bisnis global". Namun, mereka juga menyoroti bahwa meningkatnya permintaan terhadap beban kerja yang membutuhkan komputasi intensif, "terutama dari AI generatif, robotika, dan lingkungan imersif," menciptakan tekanan baru terhadap infrastruktur global, serta kekurangan tenaga kerja dan penundaan rantai pasokan.

Kata-kata bijak
Chrysopoeia: Chrysopoeia merujuk pada ilmu alkimia yang mengubah logam dasar menjadi emas. Laporan dari Financial Times menyebutkan bahwa sebuah perusahaan start-up yang berbasis di San Francisco, Marathon Fusion, mengklaim telah menemukan cara untuk mengubah merkuri menjadi emas. Dalam sebuah jurnal akademik terbaru, perusahaan tersebut menyatakan bahwa neutron yang dilepaskan dalam reaksi fusi untuk menghasilkan listrik dapat menciptakan logam kuning tersebut melalui transmutasi nuklir. Namun, makalah ini masih harus melalui proses peninjauan kembali. Laporan tersebut mencatat bahwa proses teknis yang sangat kompleks ini bisa menyebabkan emas menjadi sebagian radioaktif, dan logam tersebut mungkin harus disimpan selama hingga 18 tahun agar aman untuk digunakan.

Apa yang akan datang?
Kebijakan moneter menjadi fokus minggu ini. Pada hari Rabu, Bank Sentral Kanada dan the Fed mengadakan pertemuan untuk menentukan suku bunga. The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50% selama empat kali berturut-turut pada pertemuan terakhir mereka. Bank Sentral Jepang juga mengadakan pertemuan pada hari Kamis, dimana mereka memutuskan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek utama di 0,5% pada pertemuan bulan Juni. Dalam hal pembaruan ekonomi, angka pertumbuhan PDB kuartal kedua dari Zona Eropa dan AS akan dirilis.
Informasi Penting
Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon pemodal wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi malalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang.